Monday, December 24, 2012

Tak Perlu Menunggu Fajar



Tak lagi seperti dulu, semua beda adanya. Ketika kuputuskan untuk berhenti sejenak dan beristirahat, kala kupilih untuk pulang dan menyandarkan segala penat, aku merasa ada yang kutinggalkan.

Ada yang tak ingin kusiakan, waktu yang telah sekian lama kutunggu. Dari kala aku tak mengenal hujan, sampai kini ku sanggup memendam badai.

Semuanya masih rahasia, dan mungkin akan selalu begitu. Tentang siapa, tentang mengapa, dan tentang sampai kapan. Tak ada yang tahu, bahkan diriku.

Malam ini, kurasakan gemerisik namamu diantara angin subuh. Menjalar, merayap di sela tidurku. Mengalamatkan rindu, yang sesungguhnya juga teramat kurasa.

Tak perlu secercah fajar untuk menemukanmu. Kelak pasti kita kan bertemu.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search